Berita Umum - Seorang kakek yang sebelumnya sempat menjalani perawatan medis di puskemas setempat, pagi dini hari tadi 04/09/2016 di temukan meninggal dunia di rumahnya di desa Batu Kereta Atas, Bangka Tengah, Kepulauan Bang Belitung. Sang kakek Zawi yang berusia 70 meninggalkan istrinya yang juga berusia 70 tahun.
“Meninggal pagi tadi. Pertama kali diketahui oleh warga yang hendak mengantarkan makanan,” kata Kepala Urusan Umum Desa Batu Kereta Atas, M Qadafi, kepada Kompas.com di sela proses mengurus jenazah, Minggu (4/9/2016).
Meninggalnya Zawi, membuat isterinya Selah (70), harus hidup sebatang kara. Pasangan lanjut usia ini, diketahui tidak memiliki anak keturunan. Sementara sanak-saudara jauh terpisah-pisah hidup di perantauan.
Saat mengurus jenazah Zawi, Selah, seperti tidak mengetahui kejadian di sekelilingnya. Diduga Selah menderita depresi dan gangguan kejiwaan, sehingga tidak menunjukkan sikap emosional. Wanita lanjut usia ini, justru berontak saat warga berusaha untuk membersihkan tubuh serta mengganti pakaiannya.
“Tangan saya sempat dicakar sewaktu memandikannya. Warga yang lain juga sempat kewalahan. Tapi lama-lama akhirnya dia menurut. Ia berontak karena kurang perhatian dan selama ini tidak pernah diurus,” ujar Shanti, penggiat sosial yang hadir ke rumah pasangan jompo itu.
Rumah semi permanen yang ditempati jompo ini terlihat kotor dan menimbulkan bau busuk. Warga yang bergotong royong melakukan pembersihan, tampak harus menggunakan penutup hidung dan sarung tangan.
Bidan Desa Kereta, Juita, berharap, pihak desa dan dinas terkait segera mengurus kepindahan sang nenek ke panti asuhan khusus jompo.
“Kalau dibiarkan lagi tinggal di rumahnya, akan kotor lagi. Tak ada yang bisa mengurus setiap hari,” ujarnya.
“Meninggal pagi tadi. Pertama kali diketahui oleh warga yang hendak mengantarkan makanan,” kata Kepala Urusan Umum Desa Batu Kereta Atas, M Qadafi, kepada Kompas.com di sela proses mengurus jenazah, Minggu (4/9/2016).
Meninggalnya Zawi, membuat isterinya Selah (70), harus hidup sebatang kara. Pasangan lanjut usia ini, diketahui tidak memiliki anak keturunan. Sementara sanak-saudara jauh terpisah-pisah hidup di perantauan.
Saat mengurus jenazah Zawi, Selah, seperti tidak mengetahui kejadian di sekelilingnya. Diduga Selah menderita depresi dan gangguan kejiwaan, sehingga tidak menunjukkan sikap emosional. Wanita lanjut usia ini, justru berontak saat warga berusaha untuk membersihkan tubuh serta mengganti pakaiannya.
“Tangan saya sempat dicakar sewaktu memandikannya. Warga yang lain juga sempat kewalahan. Tapi lama-lama akhirnya dia menurut. Ia berontak karena kurang perhatian dan selama ini tidak pernah diurus,” ujar Shanti, penggiat sosial yang hadir ke rumah pasangan jompo itu.
Rumah semi permanen yang ditempati jompo ini terlihat kotor dan menimbulkan bau busuk. Warga yang bergotong royong melakukan pembersihan, tampak harus menggunakan penutup hidung dan sarung tangan.
Bidan Desa Kereta, Juita, berharap, pihak desa dan dinas terkait segera mengurus kepindahan sang nenek ke panti asuhan khusus jompo.
“Kalau dibiarkan lagi tinggal di rumahnya, akan kotor lagi. Tak ada yang bisa mengurus setiap hari,” ujarnya.