Berita Umum - Belakangan minggu ini di kagetkan dengan nekatnya seorang remaja yang ingin meledakan diri di Gereja Stasi Santo Yoseph dan saat ini sudah di amankan oleh pihak berwajib.Dari hasil penyelidikan yang di lakukan polisi terhadap pelaku yang berinisial IAH, pelaku mengaku di iming imingi Rp 10 juta jika pelaku berhasil melakukan aksinya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Markas Besar Kepolisian RI Brigadir Jendral Agus Rianto mengatakan IAH mendapatkan tawaran uang Rp. 10 Juta dari seseorang." Jadi dia(IAH) bilang dia ditawari uang," Kalau mau, saya kasih Rp 10 juta" ujar Agus Rianto mengikuti pengakuan dari IAH saat pemeriksaan.
Pelaku mengaku dia mau menerima uangnya ,tapi pelaku belum mengetahui dana itu untuk keperluan apa. Pelaku IAH bertemu orang itu pada hari kamis 25 Agustus 2016, hingga terjalin komunikasi. Orang misterius itu mengarahkan pelaku harus melakukan apa saja termasuk merakit bom tersebut. IAH merakit bom dengan menyambungkan korek api dengan kabel dan sekantong bubuk yang diberikan orang tersebut.
IAH merangkai bom tersebut sesuai dengan arahan dari orang misterius yang baru di kenalnya itu dan menambahkan sedikit dari internet. Bahkan bom yang dirakit IAH sempat meledak dan menimbulkan suara seperti suara ban pecah, yang di ketahui sang kakak pelaku saat di rumahnya.
Menurut dari pemeriksaan pelaku, belum terungkap siapa dalang yang menyuruh IAH melakukan hal tersebut. "Masih terus kami periksa, nanti kalau sudah jelas akan kami sampaikan" ujar Mangantar Pardamean Nainggolan selaku Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Sumatera Utara.
Adapun barang bukti yang sudah di amankan oleh polisi dari rumah IAH yakni detonator, baterai, pipa tiga potong, paspor atas nama IAH dan buku mengenai robot.
Meskipun pemeriksaan masih berlangsung, namun Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, telah mengklaim bahwa IAH bergerak sendirian. Dia menegaskan bahwa tersangka itu juga tidak masuk jaringan terorisme tertentu.
“Itu pemain sendiri, seperti juga di Solo. Dari peta BIN, dia tidak masuk jaringan tertentu,” kata Sutiyoso di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin 29 Agustus 2016.
Sutiyoso menambahkan IAH adalah simpatisan ISIS yang mempelajari kelompok ekstremis di Suriah itu dari internet. “Ia terinspirasi kelompok garis keras dari internet, lalu ia belajar mengemas bom dari internet,” kata dia.
Dalam penggeledahan, kata Sutiyoso, ditemukan gambar ISIS dan tulisan 'I Love Al Baghdadi. “Itu kan menunjukan dia simpatisan.”
Hak senada diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto. Dia menyatakan IAH tidak berhubungan dengan jaringan terorisme internasional. “Sekarang sedang pendalaman, dan hasil pendalaman dia bukan termasuk jaringan terorisme internasional,” ujarnya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan IAH diduga belajar membuat bom melalui online. Bom yang dibikinnya terlihat sederhana, mirip dengan mercon, sehingga ledakannya tidak sempurna. “Sementara kami anggap ini pelaku tunggal,” ujarnya.
IAH gagal menjalankan aksinya untuk meledakkan bom. Tak ada korban dalam aksinya itu. Dia langsung ditangkap jemaah gereja.