Saturday, August 27, 2016

Memalukan. Karena Rebutan Seorang Gadis Malam,500 Warga Serang Markas Porles Meranti

Berita Umum - Kisah cinta segitiga antara pegawai honorer Dinas Pendapatan Daerah Meranti Apri Adi Pratama dengan seorang gadis serta anggota Polisi Kepolisian Resor Meranti bernama Brigadir Adil S. Tambunan menyebabkan terjadinya peperangan antara 500 warga Meranti yang menyerang Markas Polres Meranti.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo menyebutkan kerusuhan yang terjadi di Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau, dipicu api cemburu.

Pihaknya mensinyalir ada cinta segitiga di antara pegawai honorer Dinas Pendapatan Daerah Meranti Apri Adi Pratama, 24 tahun, dengan seorang wanita, serta anggota Polisi Kepolisian Resor Meranti bernama Brigadir Adil S. Tambunan.

Sampai sat ini belum diketahui identitas sang wanita idaman tersebut. “Masih kami dalam penyelidikan siapa wanita itu,” kata Guntur, Kamis, 25 Agustus 2016.

Menurut Guntur, peristiwa bermula Kamis dinihari, 25 Agusutus 2016, sekira pukul 01.45 WIB. Brigadir Adil masuk Hotel Furama, Selatpanjang bersama seorang wanita.

Tidak lama berselang, Adi datang menyerang. Sempat terjadi pertengkaran di parkiran hotel. Akhirnya Apri Adi diduga menikam tubuh Brigadir Adil sebanyak lima kali hingga tewas bersimbah darah. “Korban terluka lima tikaman di dada, bahu dan lengan,” kata Guntur.

Pelaku kemudian melarikan diri ke Pulau Merbau. Hanya berselang dua jam, polisi berhasil membekuk pelaku di Desa Mekar Sari, Kecamatan Merbau. Namun saat ditangkap pelaku diduga melawanan dengan sebilah badik.

Polisi disebutkan terpaksa melumpuhkan pelaku dengan dua tembakan tepat di mata kaki dan paha. “Pelaku akhirnya tewas saat dilarikan ke rumah sakit karena kehabisan darah,” kata Guntur.

Meninggalnya Adi di tangan polisi menyulut kemarahan warga Meranti. Mereka menuding terjadi kesalahan prosedur dalam penangkapan Adi yang mengakibatkan Adi tewas.

Warga Meranti yang berjumlah lebih kurang 500 orang menggeruduk Markas Polres Meranti. Mereka melempari kantor polisi dengan batu dan kayu. Bebatuan terus menghujani Mapolres. Suasana kian mencekam saat masyarakat mencoba menerobos blokade polisi.

“Bisa dibayangkan batu tidak henti hentinya dilempari ke arah kantor polisi. Kalau dihitung diperkirakan jumlahnya bisa mencapai 2 kubik,” kata saksi mata yang tidak mau disebut nama, saat dihubungi Tempo.

Pada kerusuhan itu, seorang warga Jalan Dorak bernama Is dilaporkan tewas akibat lemparan batu yang mengenai bagian kepalanya. Suasana sempat memanas karena sempat tersiar kabar korban tewas akibat tembakan polisi. Namun hal itu dibantah polisi. “Korban tewas karena lemparan batu,” kata Guntur.

Menurut Guntur, hingga kini Kepala Polres Meranti Ajun Komisaris Besar Asep Iskandar berusaha melakukan pendekatan persuasif mengendalikan massa agar tenang.

Informasi terakhir diperolehTempodari masyarakat, hingga sore mereka masih tetap bertahan di halaman Mapolres. Suasana kian mencekam saat pengeruduk melakukan aksi bakar ban. Bahkan satu sepeda motor polisi hangus dibakar massa.

“Massa mulai bakar-bakar,” kata seoerang saksi mata melalui saluran telepon. Malam itu juga Kepolisian Daerah Riau mengerahkan 4 Satuan Setingkat Kompi (SSK) Brimob melakukan pengamanan di Meranti.